Ada enam kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-80 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Anak Nasional tahun 2025 mulai lomba mewarnai tingkat PAUD dan SD, sayembara lukisan, desain ragam hias, cipta Mars Bireuen, dan pameran UMKM.
Sambutan Ketua Umum Sanggar Meuligoe Jeumpa, Sadriah dalam Berbagainya mengatakan, tujuan dari kegiatan ini yaitu kita ingin menggali minat dan bakat yang terpendam dalam diri anak-anak mulai tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan juga warga masyarakat di Kabupaten Bireuen.
“Selain menampilkan kreatifitas anak, kami juga ingin menampilkan hasil karya dari warga Kabupaten Bireuen terkait produk UMKM. Dinas terkait dan Camat kami ajak untuk ikut berkontribusi serta berkontribusi membuka stand, guna kami sejauhmana peran aktifnya dalam pembinaan UKMKM” paparnya.
“Harapan kita juga dengan adanya kegiatan ini para Kepala sekolah dan guru dari berbagai sekolah dapat menampilkan beragam hasil terkait perkembangan dan tubuh kembang anak-anaknya,” sebut Sadriah.
Sementara itu, Wakil Bupati Bireuen, Ir H Razuardi antara lain mengatakan bahwa Festival Bungong Jeumpa ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2025. Ini adalah momentum istimewa, karena kita tidak hanya menyumbangkan kekayaan budaya dan seni Aceh.
Tetapi juga menegaskan komitmen kita dalam menjadikan anak-anak sebagai pusat pembangunan masa depan, sebagaimana tema Hari Anak Nasional tahun ini: “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, ujarnya.
“Melalui festival ini, kami ingin memperkenalkan bahwa budaya Aceh kaya akan seni, adat istiadat, kuliner, nilai-nilai luhur patut dibanggakan dan dikembangkan di era modern ini. Juga menjadi ruang kreatif bagi para pelaku seni dan UMKM lokal menampilkan potensi terbaik, baik dalam seni tari, musik tradisional, kerajinan tangan, produk lokal khas Bireuen,” ujarnya.
Pemkab Bireuen berkomitmen penuh untuk terus mendukung pelestarian budaya daerah, membina sanggar seni, membuka ruang-ruang kreativitas bagi masyarakat. “Kami percaya bahwa membangun daerah tidak hanya soal infrastruktur fisik, juga infrastruktur budaya dan jiwa masyarakatnya,” sebut Razuardi.